Sabtu, 18 Maret 2017

Alamat Klinik Fisioterapi Manual Group

  1.  Klinik Fisioterapi Manual
           Jl. Brigjend Katamso no 37 A
           Medan.
           Telp : (061) 4579453

      2.  Klinik Fisioterapi Manual

           Jl. Sei Belutu no 57
           Medan.

      3. Klinik Fisioterapi Manual RS Deli

          Jl. Merbabu
          Medan

      4. Klinik Fisioterapi Manual RS Rosiva

          Jl. Bangka
          Medan

      5. Klinik Fisioterapi Manual RS Grand Medistra
         
          Lubuk Pakam

      6. Klinik Fisioterapi Manual RS Inalum

          Kuala Tanjung.

Fisioterapi pada osteoporosis



FISIOTERAPI
PADA
OSTEOPOROSIS


OLEH : TIMBUL SIAHAAN DIP.PT
OSTEOPOROSIS


Definisi
Osteoporosis ialah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya penurunan massa tulang dan kemunduran structural jaringan tulang, yang mengarah pada kerapuhan tulang dan peningkatan risiko patah tulang.




Klasifikasi

Osteoporosis primer

Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

Osteoporosis sekunder

Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
  • Cushing's disease
  • Hyperthyroidism
  • Hyperparathyroidism
  • Hypogonadism
  • Kelainan hepar
  • Kegagalan ginjal kronis
  • Kurang gerak
  • Kebiasaan minum alkohol
  • Pemakai obat-obatan/corticosteroid
  • Kelebihan kafein
  • Merokok

Penyebab

Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Gejala

Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

Diagnosa

Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:

  • wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis
  • penderita yang diagnosisnya belum pasti
  • penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

Patogenesis

Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (bone multicellular units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963. Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
  • mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
  • meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul
  • mengurangi angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

Pencegahan

Pencegahan osteoporosis meliputi:
  • Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup
  • Melakukan olah raga dengan beban
  • Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan teori osteoblast.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

Epidemiologi

Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.

Fraktur Panggul

Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. [3] Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% berisiko fraktur femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.

Fraktur Vertebral

Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi risiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.

Fraktur Pergelangan Tangan

Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis.[3] Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan.

Fraktur Tulang Rusuk

Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktivitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan mudah apakah individu kemungkinan berisiko.


Exercises for osteoporosis

1. Standing tall

You can prevent or treat osteoporosis by doing simple exercises to strengthen your muscles and improve your posture and balance.
Correct standing posture is the foundation for balanced seated and walking posture. To practice a good standing posture:
  • Stand with your head, shoulders and buttocks against a wall, with your heels two to three inches from the wall.
  • Pull in your chin and tighten your abdomen and buttocks.
  • Press your back against the wall, leaving a small space behind the curve of your lower back.
2. Walking posture
Walking strengthens your legs and heart and improves your balance. To maintain proper walking posture:
  • Hold your head high.
  • Keep your back and neck as straight as possible.
  • Gently tighten your abdominal muscles.
  • Let your shoulders and arms move freely and naturally.

 

3. Wall arch

To stretch your shoulders and calves and tone your back and abdomen:
  • Stand facing the wall, arms at your sides, feet six inches apart and six inches from the wall.
  • While inhaling, tighten your abdominal muscles and stretch both arms up to touch the wall (1).
  • Exhale and lower both of your arms to the starting position.
  • While inhaling, reach up with your right arm to touch the wall and stretch down with your left arm (2).
  • Exhale and lower your right arm to the starting position.
  • Switch arms. While inhaling, reach up with your left arm to touch the wall and stretch down with your right arm (3).

4. Chin tuck

To stretch your neck, as well as practice correct positions of your head and shoulders:
  • While seated, look straight ahead.
  • Pull your chin in toward your neck, but keep looking straight ahead; don't let your head bend forward.
  • Push your hands down on your thighs to help straighten your back.
Hold this position for a few seconds. You'll feel a stretch in the back of your neck. Repeat this exercise five times.

5. Shoulder blade squeeze

To stretch your chest and strengthen your upper back muscles:
  • With your feet flat on the floor, sit slightly forward in a sturdy chair, keeping your back and neck straight.
  • Look straight ahead and bend your arms at the elbows (1).
  • Gently move your elbows and shoulder blades back as far as you can and still be comfortable (2).
Hold the position for five seconds while breathing normally. Return your arms to the starting position. Repeat this exercise five to 10 times, depending on your ability.

6. Pelvic tilt

To strengthen your lower back and abdominal muscles:
  • Lie on your back with your knees bent and your feet flat on the floor (1). Maintain a normal curve in your back; don't arch your back.
  • Tighten your abdominal muscles.
  • Tilt your pelvis up slightly without lifting your hips to flatten your back against the floor (2). Avoid using your leg and buttock muscles.
Hold the position for five seconds while breathing normally, and then relax. Repeat this exercise 10 times.

7. Back and shoulder stretch

To stretch your upper back and shoulders:
  • Lie on the floor. Bend your knees, tighten your abdominal muscles and stretch your arms above your head (1).
  • Keeping your arms straight, spread them out and lower them until they're level with your shoulders (2 and 3).
Hold the position for a few seconds while breathing normally. Then return your arms to the starting position. Repeat this exercise five to 10 times, depending on your ability.

8. Chest stretch

To flatten your upper back and stretch your chest:
  • With your feet flat on the floor, sit in a chair with your hands resting comfortably behind your neck (1).
  • Inhale while gently moving your elbows backward (2).
Hold the position for a few seconds, breathing normally, before returning to the starting position. Repeat five to 10 times, depending on your ability.

9. Sitting knee extension

To strengthen your thigh muscles:
  • Sit in a chair with your feet flat against the floor, your back straight and your hands on your thighs. Tighten your abdominal muscles and look straight ahead.
  • Slowly straighten one knee while lifting your heel a few inches from the floor. Don't slouch or round your back.
Hold this position for a few seconds while breathing normally. Relax and return to the starting position, and then switch to the other leg. Repeat five to 10 times with each leg, depending on your ability. Hold this position for a few seconds while breathing normally. Repeat five times with each leg.

10. Upper back lift

To strengthen your back muscles:
  • Lie facedown on the floor with a pillow under your abdomen and hips (1). Use a rolled hand towel to cushion your forehead, if you wish.
  • Keep your arms resting at your sides as you tighten your abdominal muscles.
  • Inhale and raise your head and chest a few inches from the floor (2). Keep your head in line with your neck and torso. Focus on keeping your shoulders down — don't let them shrug up toward your ears.
Hold for five seconds, breathing normally, before returning to the starting position. Rest for a few seconds. Repeat five to 10 times, depending on your ability.

11. Shoulder strengthening

To strengthen the muscle along the back of your shoulder, the muscle on the back of your upper arm (triceps) and your upper back muscles:
  • Stand with your left leg in front of the right and your left hand on the back of a chair. Bend your front (left) knee while holding a 1- to 2-pound weight in your right hand (1).
  • Move your right hand backward, straightening your arm behind you, and hold for a few seconds (2).
  • Return to your starting position and repeat five to 10 times.
  • Perform the exercise with the weight in your left hand and with your right knee bent. Repeat on this side five to 10 times.
If your doctor approves, you can gradually increase the weight's poundage, but don't exceed 5 pounds.
Tips
. Here are some tips to help eliminate the environmental factors that lead to falls.
Outdoors:
  • Use a cane or walker for added stability.
  • Wear rubber-soled shoes for traction.
  • Walk on grass when sidewalks are slippery.
  • In winter, carry salt or kitty litter to sprinkle on slippery sidewalks.
  • Be careful on highly polished floors that become slick and dangerous when wet.
  • Use plastic or carpet runners when possible.
Indoors:
  • Keep rooms free of clutter, especially on floors.
  • Keep floor surfaces smooth but not slippery.
  • Wear supportive, low-heeled shoes even at home.
  • Avoid walking in socks, stockings, or slippers.
  • Be sure carpets and area rugs have skid-proof backing or are tacked to the floor.
  • Be sure stairwells are well lit and that stairs have handrails on both sides.
  • Install grab bars on bathroom walls near tub, shower, and toilet.
  • Use a rubber bath mat in shower or tub.
  • Keep a flashlight with fresh batteries beside your bed.
  • If using a step stool for hard-to-reach areas, use a sturdy one with a handrail and wide steps.
  • Add ceiling fixtures to rooms lit by lamps.
  • Consider purchasing a cordless phone so that you don’t have to rush to answer the phone when it rings, or so that you can call for help if you do fall.













































About me


I.                  RIWAYAT PENDIDIKAN
1.      Lulus Sarjana Muda Fisioterapi dari Akademi Fisioterapi Surakarta tahun 1985
2.      Lulus DIV Fisioterapi dari Hoge School Van Amsterdam tahun 1991
3.      Lulus Sarjana Olahraga dari STOK Bina Guna Medan tahun 1997
4.      Lulus Sarjana Fisioterapi dari Universitas Esa Unggul Jakarta tahun 2012
5.      Lulus Magister Kesehatan dari Universitas Sumatera Utara tahun 2012

II.                KURSUS DALAM DAN LUAR NEGERI
1.      Lulus kursus dosen di Hoge School Van Asterdam tahun 1991
2.      Lulus PNF Course di Hoensbroek Belanda tahun 1991
3.      Lulus Manual Therapy Course di Hoge School Van Amsterdam  tahun 1991
4.      Lulus  MLDV Course, Pematang Siantar & Berastagi tahun 2004
5.      Lulus MLDV Teacher Course  at Virginia Cool School Belgium tahun 2006.
6.      Lulus Bobath Course, Jakarta tahun 2007
7.      Lulus Schroth Method, Solo 2015

III.           RIWAYAT PEKERJAAN
1.      Pelaksana Fisioterapi di RS. Pirngadi Medan (1987 - 2005).
2.      Kepala bagian Fisioterapi Puskesmas Teladan Medan (2005 – sekarang)
3.      Praktek Mandiri (1987 – sekarang)
4.      Dosen Fisioterapi di STIKES (2006 – sekarang)
5.      Instruktur Manual Lymph Drainage Vodder (MLDV) Technique (2007 – sekarang)
6.      Ketua Ikatan Fisioterapi Indonesia (2001 – 2009)